Wednesday, March 2, 2016

Lari (part 1)

Lari (part 1)
Oleh: Rima Nur Rahmawati

Malam yang tak begitu baik.
Oh bukan, aku salah. Malam ini tetap baik, hanya saja suasana hatiku yang sedang tidak baik.
Malam Yogyakarta yang selalu romantis. 
Kupandangi pasangan sejoli yang dari tadi bercengkrama, dibalut dengan polesan tawa yang tak jarang suara terpingkal-pingkal diantara keduanya, jatuh berlarian bersama hembusan angin yang cukup kencang.

Kupandangi cincin perak itu, cincin yang mengingatkanku pada kejadian yang belum genap dua bulan lalu kualami.
Kejadian yang sangat bersejarah bagi kami. 
Bagiku dan dia.
Cincin yang terukir nama Dara disana, adalah cincin yang mempersatukan dua hati yang sebelumnya belum bersatu. 
Hmmm, seharusnya memang begitu adanya. Mempersatukan.
Kini, empunya nama dibalik cincin itupun, aku tak tahu dimana keberaadaannya.
Bau aroma tubuhnya tak lagi kuhirup di sampingku.
Entah, aku tak tahu pasti bagaimana kami hingga seperti ini.
Terpisah jarak yang aku sendiri tak tahu seberapa jauhnya.


Dara, kamu dimana?

No comments:

Post a Comment