Lari (part 1)
Oleh: Rima Nur
Rahmawati
Malam yang tak begitu baik.
Oh bukan, aku salah. Malam ini tetap baik, hanya saja
suasana hatiku yang sedang tidak baik.
Malam Yogyakarta yang selalu romantis.
Kupandangi pasangan sejoli
yang dari tadi bercengkrama, dibalut dengan polesan tawa yang tak jarang suara
terpingkal-pingkal diantara keduanya, jatuh berlarian bersama hembusan angin yang
cukup kencang.
Kupandangi cincin perak itu, cincin yang mengingatkanku pada kejadian yang belum genap dua bulan lalu kualami.
Kejadian yang sangat bersejarah bagi kami.
Bagiku dan
dia.
Cincin yang terukir nama Dara disana, adalah cincin yang
mempersatukan dua hati yang sebelumnya belum bersatu.
Hmmm, seharusnya memang
begitu adanya. Mempersatukan.
Kini, empunya nama dibalik cincin itupun, aku tak tahu
dimana keberaadaannya.
Bau aroma tubuhnya tak lagi kuhirup di sampingku.
Entah, aku tak tahu pasti bagaimana kami hingga seperti ini.
Terpisah jarak yang aku sendiri tak tahu seberapa jauhnya.
Dara, kamu dimana?
No comments:
Post a Comment