Saturday, February 27, 2016

Dia (part 2)

Penelitian itu sudah usai. Pertemuan rutinku dengan sosok gagah itupun telah usai pula.
Sambil menata koper mungil, tiba-tiba hapeku berbunyi.

Kakak di depan, SMS dari nomer tak dikenal masuk ke dalam inbox ku.


Aku bergegas turun, tak mempedulikan barang bergeletakan di atas ranjang.
Kubuka pintu,
Aku berjalan keluar gerbang,
Tak kudapati siapapun disana.
Sedikit kuperhatikan ulang,
Kusapukan pandanganku ke kanan dan kiri,
Benar tak kudapati dia.
Tapi aku tak puas.
Kuperhatikan lagi kanan kiri dan bawah.
Nah, benar.
Aku menemukan sesuatu disana.
Disamping pohon depan rumah, kudapati kue tart lucu dengan motif jas dokter dan sebuket bunga.
Segera kubawa masuk ke dalam dan ku taruh semuanya di atas meja.
Kuraih hape mungilku dan mencoba menelpon nomor tadi,
Tapi sayang hanya ada suara, Nomer yang anda tuju sedang tidak aktif.

Jika menelepon tidak bisa, segera kuketik pesan untuknya.
Siapa tahu beberapa saat lagi nomernya sudah aktif, jadi dia bisa langsung membacanya, pikirku saat itu.

Terimakasih siapapun kamu.
Tapi maafkan kue mu harus kubuang jauh. Karna tak ada identitas pengirim disana.
Karena bukankah bisa saja makanan itu beracun untukku? Maafkan ke waspadaanku ini.
Ohya, hari ini bukan ulang tahunku.

No comments:

Post a Comment