“MEMBIASAKAN
POLA MAKAN SECUKUPNYA ALA RASULULLAH”,
LANGKAH AWAL
PENCEGAHAN PNEUMONIA.
Oleh:
Rima Nur Rahmawati
Fakultas Kedokteran
Univeritas Islam Indonesia
Pneumonia biasa disebut dengan nama radang paru-paru.
Penyakit ini bisa menyerang seseorang tanpa batasan umur tertentu. Pneumonia
secara umum didefinisikan sebagai penyakit batuk, pilek, disertai sesak napas
atau napas yang cepat.1 Selebihnya, pneumonia merupakan infeksi di jaringan paru yang disebabkan
oleh bakteri, virus, atau jamur yang sifatnya mikroorganisme.1,2 Pneumonia sendiri termasuk penyakit
infeksi dan penyakit menular.1 Yang dimaksud menular dalam
penyakit ini adalah bukan ketika kita berkontak fisik dengan penderita, melainkan ketika virus tersebut tersebar melalui udara.
penyakit ini adalah bukan ketika kita berkontak fisik dengan penderita, melainkan ketika virus tersebut tersebar melalui udara.
Gambar 1. Keadaan
Paru yang Terinjeksi Pneumonia
(Sumber: MedicineNet.Inc)
Kadang
kita sering mengabaikan bahaya dari penyakit pneumonia, atau bisa jadi karena penyakit pneumonia ini kalah populer dengan penyakit HIV/AIDS maupun TBC. Di Indonesia sendiri, penyakit pneumonia merupakan penyakit yang
menyebabkan kematian yang cukup tinggi, dimana ia menduduki peringkat nomor 3
setelah kardiovaskuler dan TBC. Menurut laporan WHO, sekitar 800.000 hingga 1
juta anak meninggal dunia tiap tahunnya akibat pneumonia.3 Bahkan UNICEF dan WHO menyebutkan bahwa
tingkat kematian akibat pneumonia
pada balita menduduki peringkat pertama, melebihi HIV/AIDS, malaria, ataupun campak.3 Selain itu, diantara
penyakit-penyakit pernapasan lainnya, pneumonia
merupakan penyakit yang telah menjangkit lebih banyak orang.4
Gambar 2. Kedudukan
Penyakit Pneumonia Diantara Penyakit Pernapasan Lainnya.4
Perlakuan
yang dilakukan untuk penyakit pneumonia ini dibagi menjadi beberapa kategori,
antara lain adalah imunisasi, penanggulangan kasus terhadap kemungkinan
terburuk, serta strategi dan modifikasi yang dapat dilakukan untuk menangani
faktor resiko.4
Gambar 3.
Perbedaan Alveoli Normal dan Pneumonia
(Sumber: Adam)
Dilain
pihak, penggalan dalam surat Al-A’raf (7) ayat 31 menyebutkan:
…. وكُلُواْ وَاشْرَبُواْ وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ
الْمُسْرِفِينَ
Artinya
adalah “Makan dan minumlah, tapi jangan
berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”
(Q.S. Al- A’raf (7) ayat 31).
Dari
penggalan ayat diatas, kita sebagai manusia dituntut untuk dapat berpikir dan
menganalisis, “mengapa kita dilarang untuk makan dan minum secara berlebihan?”.
Setelah itu, diharapkan kita dapat mengambil hikmah tersirat maupun tersurat
dari penggalan surat ini untuk kelangsungan hidup yang lebih baik.
Subhanallah memang, ternyata ada hubungan yang secara medis
dapat kita jelaskan dibalik dua kejadian ini. Logikanya seperti ini, ketika
seseorang makan atau minum yang melewati batas dari kapasitas lambung, maka akan
mengakibatkan naiknya isi lambung ke atas. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya
refluks atau bahkan regurgitasi pada orang tersebut. Refluks terjadi apabila
isi lambung tersebut sampai di esofagus, sedangkan regurgitasi terjadi apabila
isi lambung sampai ke mulut.
Bahayanya
adalah ketika seseorang mengalami regurgitasi, ditakutkan cairan lambung dapat
teraspirasi masuk ke dalam paru-paru melalui faring. Hal ini yang akan
mengakibatkan terjadinya radang paru-paru, atau yang biasa
dikenal dengan sebutan aspirasi pneumonia. Pneumonia sendiri merupakan
salah satu bentuk infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang berbahaya, dimana
akut ini menandakan gangguannya berlangsung secara mendadak. Begitu terserang pneumonia, paru-paru akan tersengal untuk
menjalankan fungsinya. Setelah itu dampaknya pada tubuh adalah akan kekurangan pasokan
oksigen.
Chart 1. Kerangka
Berpikir
(Sumber:
Penulis)
Dalam
bidang kedokteran, cara yang digunakan untuk mengatasi pneumonia adalah dengan cara vaksinasi dan antimikrobial.5 Padahal
cara pemerintah dengan vaksinasi ini sering gagal akibat permasalahan global.4
Oleh karena itu, setelah adanya paparan di atas, kita dapat mengetahui dan
dapat mengambil kesimpulan bahwa cara sederhana yang dapat dilakukan untuk
mencegah terjadinya kasus pneumonia, adalah
dengan menerapkan pola makan secukupnya seperti anjuran Rasulullah SAW.
Sesungguhnya,
dengan menerapkan cara makan ala Rasulullah SAW, kita juga telah mengamalkan
salah satu ayat Al-Qur’an berikut:
وَمَا
أُوتِيتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَزِينَتُهَا وَمَا
عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ وَأَبْقَى أَفَلا تَعْقِلُونَ
“Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan
hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik
dan lebih kekal. Maka, apakah kamu tidak memahaminya?” (QS. Al Qashash, 28:
60)
Dari ayat di atas tertuang
makna tersurat bahwa kita sebagai manusia yang telah diberi akal pikiran
hendaknya berpikir dan menjaga apa-apa saja nikmat yang telah diberikan Allah
SWT kepada kita.
No comments:
Post a Comment