Sunday, October 2, 2011

krikil tajam

hingga sekarang, ketukan itu masih terasa
begitu jelas dan nyata
derauan badai seakan tak merenggut pandanganku yang hampa
kosong
tetap berdiri 
berpijak pada rerumputan yang ganas
yang menggerogoti tubuhku hingga layu
layu
dan tak berdaya
seakan ingin tegak
tapi tetap terjatuh
terjatuh lagi

sandaranku kini berubah
kurasakannya kini
dari sofa empuk menjadi krikil tajam
yang sakit dan semakin menusuk
kucoba dan kucoba
kucoba bangkit untuk kesekian kali
mencoba meneruskan perjalanan yang tak kunjung usai
tak kunjung ada titiknya
perjalanan yang begitu melelahkan
seakan benar-benar ingin merobohkan raga


aku,
sekarang,
besok,
lusa dan selamanya
aku terus mencoba 
akan terus berusaha
akan mengganti krikil  tajam ini dengan sofa empukku kembali.


by: rima nur rahmawati

No comments:

Post a Comment